HASIL KEPUTUSAN BAHTSUL
MASA’IL
FORUM SILATURROCHIM MUTAKHORRIJIN
PONDOK PESANTREN BESUK KEJAYAN PASURUAN
Rabu – Kamis 29 Dzul Hijjah
1433 – 01 Muharrom 1434
JALSAH
ULA
Mushohhih
|
Perumus
|
Moderator
|
1.
KH. Safrijal MS
|
1.
KH. Muchib Aman Aly
|
Ust. Fahmin Nabil
|
2.
KH Musyaffa’
|
3.
Ust. H. Muhammad Aris Alwan
|
|
4.
Ust. Alaika Asrori Anshor
|
||
5.
Ust. H. Sholeh Romli
|
Notulen
|
|
6.
Ust. Nur Hasan
|
|
|
|
1.
TANAH TAK BERTUAN katanya
Deskripsi Masalah
Di
daerah kami ada sebidang tanah, menurut orang terdekat dulunya adalah tanah
pekuburan. Setelah dicek ke Agraria ternyata tanah tersebut tidak bertuan.
Sail: Fraksi
Fatchul Mo'ein
Pertanyaan:
a.
Bolehkah tanah tadi dijadikan semacam balai desa atau
perkantoran atau tempat ibadah dan pendidikan ?
Jawaban:
a. Berdasarkankan
penjelasaan sa’il bahwa tanah yang dimaksud dalam pertanyaan tidak
ditemukan atsar imarah (tanda-tanda tanah pernah dimiliki atau difungsikan
sebagai kuburan atau lainnya), maka tanah tersebut berstatus mawat yakni tidak
dimiliki seseorang atau difungsikan untuk kepentingan umum. Adapun kabar dari
beberapa orang terdekat yang katanya dulu pernah difungsikan sebagai kuburan
umum tidak berpengaruh pada status tanah di atas, karena nyata-nyata di atas
tanah itu tidak ada tanda tanda pernah dijadikan sebagai tempat pemakaman umum
dan masarakat tidak mengfungsikan sebagai pemakaman umum juga tidak ada
ketetapan hukum dari pihak yang berwenang yang menyatakan tanah tersebut adalah
tanah pemakaman umum. Dengan demikian hukum menggunakan tanah tersebut untuk
keperluan seperti balai desa dll. hukumnya diperbolehkan.
Referensi:
مجموع فتاوى للحبيب عبد الله بن عمر بن
يحيى العلوى 148
لا شك على ان أرض بتاوى دار إسلام
لاستيلاء المسلمين عليها في سابق الزمان قبل هولندا وحينئذ فارضها تنقسم ثلاثة
أقسام (الأول) أرض تيقن أنها لم تعمر قط أو شككنا في عمارتها وليس فيها أثر
عمارة فهذه موات اسلام يملكها المسلم بالإحيا لا غيره وكل مسجد بني فيها بنية
مسجدية ثبت له أحكام المساجد كلها وإن لم يقفه بانيه بشرط كونه مسلما
شرح البهجة الوردية
لإمام ابن قاسم العبادي
- ( ج6 /ص
351 ) ط دار الكتب العلمية
(
قوله : ولا هي حريم لمعمور ) لا يشترط في نفي العمارة التحقق ، بل يكفي عدم
تحققها بأن لا يرى أثرها ، ولا دليل عليها من أصول شجر ونهر وجدر وأثاف وأوتاد
ونحوها كذا في شرح الروض
JALSAH
TSANIAH
Mushohhih
|
Perumus
|
Moderator
|
KH. Safrijal MS
|
KH. Muchib Aman Aly
|
Ust. Badrut Tamam
|
KH Musyaffa’
|
Ust. H. Muhammad Aris Alwan
|
|
Ust. Alaika Asrori Anshor
|
||
Ust. H. Sholeh Romli
|
Notulen
|
|
|
||
|
2.
JUM'ATAN DI ASRAMA
Deskripsi Masalah
إعانة
الطالبين – (ج 2 – ص 87 )
( قوله
:وبكور ) معطوف على غسل, اى وسن بكور ومعناه الاسراع الى المصلى من اول النهار
Dari kutipan ibarot tersebut, bukur
atau tabkir merupakan sebuah kesunnahan dalam rangkaian upacara sholat
Jum'at, dimana akan berpahala onta.
Sebut saja kang Teguh santri rajin tur disiplin dari wisma Al
Badr (salah satu wisma di pesantrennya), yang selalu mementingkan (ihtimam) dalam
setiap melaksanakan ibadahnya di waktu
yang utama, sehingga mulai pukul 05.30 WIB pagi kang Teguh sudah stand by
di depan kamarnya untuk mengambil posisi sholat jum'at dengan niat tabkir
agar mendapatkan pahala onta, ia beranggapan bahwa asramanya juga tempat
jum'atan (mahallussholat/musholla) karena biasanya jama'ah akan
meluber sampai di depan asramanya.
Sail: PP.
Al Falah Ploso
·
NB: Jarak asrama
al badr dengan masjid jami' kira-kira 30 m, terhalang oleh gedung asrama
lainnya, dapat sampai ke masjid dengan melalui gang yang berbelok ke kanan dan
ke kiri.
Pertanyaan :
a.
Apakah bisa dibenarkan anggapan kang Teguh bahwa ia telah
mendapatkan kesunnahan tabkir seperti dalam deskripsi di atas ?
Jawaban:
a. Tidak dapat dibenarkan
karena asrama al-Badr tidak bisa dianggap al-mahall al-muhayya’ li as-sholat
(tempat yang disediakan untuk solat). Sedangkan yang dimaksud dengan bukur
adalah mendatangi tempat yang disediakan untuk solat seperti masjid.
Referensi:
نهاية المحتاج إلى شرح
المنهاج - (ج 2 / ص 334 ) ط دار الفكر
( قَوْلُهُ لِيَأْخُذُوا مَجَالِسَهُمْ ) يُؤْخَذُ مِنْهُ أَنَّ
مَنْ هُوَ مُجَاوِرٌ بِالْمَسْجِدِ أَوْ يَأْتِيهِ لِغَيْرِ الصَّلَاةِ كَطَلَبِ
الْعِلْمِ يُحْسَبُ إتْيَانُهُ لِلْجُمُعَةِ مِنْ وَقْتِ التَّهَيُّؤِ ،
وَيُؤْخَذُ مِنْهُ أَيْضًا أَنَّ الْخَطِيبَ لَوْ بَكَّرَ إلَى مَسْجِدٍ غَيْرِ
الَّذِي يَخْطُبُ بِهِ لَا يَحْصُلُ لَهُ سُنَّةٌ لِلتَّبْكِيرِ لِأَنَّهُ لَيْسَ
مُتَهَيِّئًا لِلصَّلَاةِ فِيهِ
مختصر فتاوى بامحرمة
للشيخ عبد الله بن عمر بامحرمة ص 67
( مسئلة ع ) من كان مقيما في الجامع الظاهر أنه لاتحصل له فضيلة
التبكير الا بالقصد وهو ان ينوي اللبث في المسجد لأجل التبكير للجمعة لأن الأعمال
بالنيات واذا نوى ثم نام في المسجد او اشتغل فيه بمباح فالظاهر أنه لايبطل تبكيره
فان اشتغل بما يكره في المسجد كحرفة منهي عنها فيه فالظاهر بطلان مابه وفوات فضل
التبكير في حقه
حاشية الجمل - (ج 6 / ص 18)
قَوْلُهُ : { ثُمَّ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الْأُولَى } ) اُنْظُرْ مَا الْمُرَادُ بِالرَّوَاحِ هَلْ هُوَ الْخُرُوجُ مِنْ
الْمَنْزِلِ إلَى الْمَسْجِدِ حَتَّى لَوْ طَالَ الْمَشْيُ مِنْ الْمَنْزِلِ إلَى
الْمَسْجِدِ بِزَمَانٍ كَثِيرٍ يَصْدُقُ بِهِ أَوْ لَا بُدَّ مِنْ دُخُولِ
الْمَسْجِدِ ؛ لِأَنَّ الرَّوَاحَ اسْمٌ لِلذَّهَابِ إلَى الْمَسْجِدِ مَحَلُّ
نَظَرٍ وَالْأَقْرَبُ الثَّانِي كَمَا قَدْ يَتَبَادَرُ مِنْ قَوْلِهِ فِي
الْحَدِيثِ { فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ } إلَخْ
حاشية البجيرمي على
المنهج - (ج 1 / ص 397 – 398 ) ط دار
الفكر
( وسن بكور ) إليها ( لغير إمام ) ليأخذوا مجالسهم وينتظروا الصلاة
(
قوله ليأخذوا مجالسهم ) الضمير راجع للغير باعتبار معناه والمراد أنهم يأخذونها مع
القرب من الإمام فلا يرد أن المتأخرين يأخذون مجالسهم أيضا
3.
PROBLEMATIKA YASINAN DI KAMPUNG
Deskripsi Masalah
Yasinan dan tahlilan adalah suatu tradisi yang
sering diadakan di sekitar kita, guna memberi pertolongan kepada keluarga yang
sudah tiada. Namun di balik semua itu ada sekelumit problematika yang perlu dicari
kejelasan hukumnya. Di antara lain, banyak para undangan yang datang terlambat
dan ada yang datang lebih dulu tapi dia tidak ikut membaca apa-apa ketika acara
berlangsung, dan ada pula yang menyuruh anaknya untuk datang ke acara tersebut.
Sehingga banyak kita jumpai anak-anak yang ikut hadir pada acara tersebut
bergura pada waktu acara berlangsung.
Sail: PP. Salafiyah Sladi
Pertanyaan:
a. Berhakkah para undangan
yang datang terlambat dan yang tidak ikut membaca pada saat acara berlangsung
menikmati hidangan yang di berikan tuan rumah ?
Jawaban:
a. Boleh karena suguhan/hidangan
yang disuguhkan tergolong dliyafah yang sengaja dihidangkan tamu
undangan.
حاشيتا قليوبي -
وعميرة - ( ج 3 / ص 451-452 ) ط دار الكتب العلمية
( ويأكل الضيف مما قدم له بلا لفظ ) ، من
المضيف اكتفاء بقرينة التقديم نعم إن كان ينتظر حضور غيره ، فلا يأكل حتى يحضر أو
يأذن المضيف لفظا ( ولا يتصرف فيه إلا
بأكل ) فلا يطعم منه السائل والهرة ، ويجوز أن يلقم منه غيره من الأضياف ( وله
أخذ ما يعلم رضاه به ) فإن شك حرم الأخذ . قوله : ( وله أخذ إلخ ) ظاهره رجوع الضمائر للضيف والمضيف له
ولا يختص هذا الحكم بهما بل لكل أحد أن يأخذ من مال غيره حاضرا أو غائبا نقدا أو
مطعوما أو غيرهما ما يظن رضاه به ولو بقرينة قوية فالمراد بالعلم ما يشمل الظن
بدليل مقابلته بالشك ، وقد يظن الرضا لشخص دون آخر ، وفي نوع أو وقت أو مكان
دون آخر فلكل حكمه ويتقيد التصرف في المأخوذ بما يظن جوازه فيه من مالكه من أكل أو
غيره ، وما نقل عن بعضهم هنا مما يخالف شيئا من ذلك مؤول على هذا ، أو غير مراد
فراجعه وتأمله .
مغني
المحتاج إلى معرفة ألفاظ المنهاج - (ج 13
/ ص 110)
( وَلَهُ ) أَيْ الضَّيْفِ ( أَخْذُ مَا
يَعْلَمُ رِضَاهُ ) أَيْ الْمُضِيفِ ( بِهِ ) وَالْمُرَادُ بِالْعِلْمِ مَا يَشْمَلُ
الظَّنَّ ؛ لِأَنَّ مَدَارَ الضِّيَافَةِ عَلَى طِيبِ النَّفْسِ ، فَإِذَا
تَحَقَّقَ وَلَوْ بِالْقَرِينَةِ رَتَّبَ عَلَيْهِ مُقْتَضَاهُ ، وَيَخْتَلِفُ
ذَلِكَ بِاخْتِلَافِ الْأَحْوَالِ وَبِمِقْدَارِ الْمَأْخُوذِ وَبِحَالِ
الْمُضِيفِ وَبِالدَّعْوَةِ ، فَإِنْ شَكَّ فِي وُقُوعِهِ فِي مَحَلِّ
الْمُسَامَحَةِ ، فَالصَّحِيحُ فِي أَصْلِ الرَّوْضَةِ التَّحْرِيمُ .
JALSAH
TSALITSAH
Mushohhih
|
Perumus
|
Moderator
|
KH. Imron Mutamakkin
|
KH. Muchib Aman Aly
|
Ust. Nadhif Anshor
|
KH Musyaffa’
|
Ust. Alaika Asrori Anshor
|
|
Ust. H. Sholeh Romli
|
||
Notulen
|
||
|
||
|
3. PROBLEMATIKA YASINAN DI KAMPUNG
Deskripsi Masalah
Yasinan dan tahlilan adalah suatu tradisi yang
sering diadakan di sekitar kita, guna memberi pertolongan kepada keluarga yang
sudah tiada. Namun di balik semua itu ada sekelumit problematika yang perlu dicari
kejelasan hukumnya. Di antara lain, banyak para undangan yang datang terlambat
dan ada yang datang lebih dulu tapi dia tidak ikut membaca apa-apa ketika acara
berlangsung, dan ada pula yang menyuruh anaknya untuk datang ke acara tersebut.
Sehingga banyak kita jumpai anak-anak yang ikut hadir pada acara tersebut
bergura pada waktu acara berlangsung.
Sail: PP. Salafiyah Sladi
Pertanyaan
:
b. Bagaimana hukum menyuruh
anak kecil untuk hadir pada acara tersebut yang mana kebiasaannya mereka
bergurau?
Jawaban:
b. Hukum menyuruh anak kecil
untuk hadir pada acara tersebut yang mana kebiasaannya mereka bergurau adalah
tafshil :
ü Jika ramenya anak itu
jelas menyebabkan shohibul hajat terganggu maka tidak boleh, karena menyuruh
anak pada acara yang sohibul hajatnya tidak ridlo sehingga perbuatan anak kecil
itu shuroh munkar.
ü Adapun menyuruh orang
lain mendatangi undangan kalau memang dikatakan aqdul wakalah yang hukumny
fasid itu tidak dikatakan ta’atil ‘uqud alfasidah menurut pendapatnya kitab
tuhfah dan nihayah
ü Apabila dengan ilmir
ridlo dan tidak tasywisy maka hukumnya boleh
ü Apabila tidak ada ilmir
ridlo atau ada tasywisy maka hukumnya haram
c. Kalau memang orang tua
yang memerintah yakin atau dhon akan ridlonya shohibul hajat akan kehadiran
anak kecil maka boleh, bila tidak demikian maka haram.
Refrensi:
1.
DANA HAJI UNTUK UMROH
Deskripsi masalah
Sering kali seseorang yang memiliki harta yang cukup untuk naik haji
menggunakan uang tersebut untuk biaya umroh dengan pertimbangan bila uang
tersebut digunakan untuk ongkos haji dia harus menunggu kira-kira lima tahun
untuk keberangkatannya. Di samping itu, dia juga khawatir meninggal sebelum
sempat melihat Ka’bah. Padahal melihat kondisi ekonominya, sangat sulit
dikemudian hari ia dapat mengumpulkan dana untuk berhaji bila digunakan untuk
berumrah dulu.
Sail: PP. Lirboyo
Pertanyaan:
a. Bisakah dibenarkan
tindakan tersebut dengan pertimbangan-pertimbangan di atas ?
Jawaban:
a.
Refrensi:
2. AL QUR'AN
ELEKTRONIK
Deskripsi masalah
Di
era moderenisasi ini technologi semakin canggih sampai-sampai Al-quran dapat di
baca dengan tanpa melihat Al-quran, hanya dengan memegang sebuah alat
electronic yang berupa HP. Dan juga kita bisa mendengarkan lantunan ayat suci
Al-quran dengan hanya memegang Hp tersebut.
Sail: PP. Salafiyah Sladi
Pertanyaan:
a. Bagaimana hukum memegang
Hp yang di dalamnya terdapat file Al-quran bagi orang yang di haramkan memegang
Al-quran?
Jawaban:
a.
Refrensi:
b. Dan bagaimana hukumnya
membawa HP yang ada file Al_qurannya ketika kita sedang membuang kotoran (qodlil
hajah)?
Jawaban:
b.
Refrensi:
JALSAH
TSANIYAH
Mushohhih
|
Perumus
|
Moderator
|
1.
KH. Imron Mutamakkin
|
1.
KH. Muchibul Aman Aly
|
Ust. Badrut Tamam
|
2.
KH. Safrijal MS
|
2.
Mas H. Aris Alwan
|
|
3.
KH Musyaffa’
|
4.
Mas Alaika Asrori Anshor
|
|
5.
Ust. Sholeh Romli
|
Notulen
|
|
6.
Ust. Zainuddin Lathif
|
|
|
|
JALSAH
TSALITSAH
Mushohhih
|
Perumus
|
Moderator
|
1.
KH. Imron Mutamakkin
|
1.
KH. Muchibul Aman Aly
|
Ust. Nadzif Anshor
|
2.
KH. Safrijal MS
|
2.
Mas H. Aris Alwan
|
|
3.
KH. Musyaffa’
|
4.
Mas Alaika Asrori Anshor
|
|
5.
Ust. Sholeh Romli
|
Notulen
|
|
6.
Ust. Zainuddin Lathif
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar