Selasa, 14 Januari 2014

ayat-ayat ke-esaan Tuhan


AYAT-AYAT TENTANG KE-ESA-AN ALLAH TA’ALA DAN TAFSIRNYA
TRANSLITE BAHASA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
 Tafsir Tarbawiy

Dosen Pengapuh :
Muslimin Mpd.I

Oleh:

Alfian Nur Rohim
Choirul Anwar
Akhmad Rif’an
Ahmad Sholihun

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DESEMBER 2013 M


1.   سورة الإخلاص  (1-4)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١)اللَّهُ الصَّمَدُ (٢)لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣)وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
{تفسير النووي}:  {سورة الإخلاص  (1-4)}
وتسمى سورة المعرفة ، وسورة الجمال ، وسورة التوحيد ، وسورة النجاة ، وسورة النور، وسورة المعوذة ، وسورة المانعة ، لأنها تمنع فتنة القبر ولفحات النار ، وسورة البراءة، لأنها براءة من الشرك ، مكية ، أربع آيات ، خمس عشرة كلمة ، سبعة وأربعون حرفا.
NAMA-NAMA SURAT AL-IKHLASH ada 8 : 1. Surat Al-Ma’rifah, 2. Surat Al-Jamal, 3. Surat At-Tauhid, 4. Surat An-Najah, 5. Surat An-Nur, 6. Surat Al-Muawwidzah, 7. Surat Al-Mani’ah. Surat al-Ikhlash disebut sebagai surat Al-Mani’ah (pencegah) karena surat ini bisa mencegah fitnah qubur dan sengatan-sengatan api neraka, 8. Surat Baroah. Surat al-Ikhlash dinamakan dengan Surat Al-Baroah karena surat ini bersih dari kesyirikan (menyekutukan) Allah. Surat ini diturunkan di Makkah, berjumlah 4 ayat, 15 kalimat, 47 harf.
{قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1)} إن هذه السورة نزلت بسبب سؤال المشركين.
(Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.) Sesungguhnya surat ini turun disebabbkan pertanyaan dr kaum musyrik makkah.
قال الضحاك : إن المشركين أرسلوا عامر بن الطفيل إلى النبي صلّى اللّه عليه وسلّم وقالوا : سببت آلهتنا وخالفت دين آبائك! فإن كنت فقيرا أغنيناك ، وإن كنت مجنونا داويناك ، وإن هويت امرأة زوجناكها! فقال صلّى اللّه عليه وسلّم : «لست بفقير ، ولا مجنون ، ولا هويت امرأة ، أنا رسول اللّه أدعوكم من عبادة الأصنام إلى عبادته».
SEBAB-SEBAB TURUN SURAT AL-IKHLASH. Adh--Dlohak berkata: “sesungguhnya kaum musyrikin mengutus ‘Amir Bin Thufail kepada  nabi Muhammad sholla ‘alaih wasallam”.
Mereka; kaum musyrikin berkata : “kamu telah mencaci maki tuhan-tuhan kami dan telah berbelok dari agama bapa-bapamu!. Jika kamu adalah orang faqir maka kami akan mencukupimu, jika kamu sakit gila maka kami akan mengobatimu, dan jika kamu berhasyrat pada wanita maka kami akan menikahkan kamu dengannya!”.
Kemudian nabi sholla ‘alaih wasallam menjawab :  “aku bukanlah orang faqir, atau gila, dan aku tidak berhasyrat pada perempuan. Aku adalah utusan Allah. Aku mengajak kalian semua berpindah dr menyembah berhala menuju kepada menyembah Allah yang Esa”.      
فأرسلوه ثانية وقالوا : قل له بين لنا جنس معبودك أمن ذهب أو فضة؟ فأنزل اللّه هذه السورة فقالوا له : ثلاثمائة وستون صنما لا تقوم بحوائجنا ، فكيف يقوم الواحد بحوائج الخلق؟! فنزلت وَالصَّافَّاتِ [الصافات : 1] إلى قوله تعالى : إِنَّ إِلهَكُمْ لَواحِدٌ [الصافات : 4] فأرسلوه أخرى وقالوا : بين لنا أفعاله ، فنزل إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّماواتِ وَالْأَرْضَ [الأعراف : 54]
Lantas, mereka mengutus ‘Amir Bin Thufail untuk kedua kalinya dan mereka berkata (kepada ‘amir bin thufail) :  “tanyakanlah kepadanya,  “jelaskanlah kepada kami jenis tuhan yang kamu sembah, apakah berasal dr emas atau dr perak?”. Maka, Allah menurunkan surat ini (al-Ikhlash).
Mereka berkata kepada nabi Muhammad sholla ‘alaih wasallam :   “360 berhala saja tidak bisa memenuhi kebutuhan kami, lalu bagaimana yang hanya satu dapat memenuhi kebutuhan seluruh makhluq ?!” (ucapan pertanyaan ini bertujuan mengingkari). Maka turunlah ayat : وَالصَّافَّاتِ [الصافات : 1]: “demi malaikat yang berbaris-baris” sampai kepada firman Allah Ta’ala : إِنَّ إِلهَكُمْ لَواحِدٌ [الصافات : 4] : “sesungguhnya tuhan kalian pasti adalah Dzat yang Satu/Esa”.
Lantas mereka; mengutus kembali ‘Amir Bin Thufail. Mereka berkata :  “jelaskan kepada kami perbutan-perbuatan-Nya!”.  Maka turunlah ayat :

 إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّماواتِ وَالْأَرْضَ [الأعراف : 54]
“Sesungguhnya tuhan kalian adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi”.
وعن ابن عباس رضي اللّه عنهما أن عامر بن الطفيل وأربد بن ربيعة أتيا النبي صلّى اللّه عليه وسلّم فقال عامر : إلى من تدعونا يا محمد؟ فقال : «إلى اللّه تعالى» قال : صفه لنا أمن ذهب هو ، أم من فضة ، أم من حديد ، أم من خشب؟ فنزلت هذه السورة ، وأهلك اللّه تعالى أربد بالصاعقة ، وعامر بن الطفيل بالطاعون
Diriwayatkan dari ‘Abdillah bin Abbas Rodliya Allahu ‘anhuma bahwa sesungguhnya ‘Amir bin Thufail dan Arbad Bin Robi’ah datang kepada Nabi Muhammad Sholla ‘alaih wasallam.
Lantas ‘Amir berkata :  “kepada siapa engkau mengajak kami (menyembah) wahai Muhammad?”. Nabi Muhammad sholla ‘alaih wasallam menjawab :  “kepada Allah Ta’ala”. ‘Amir berkata :  “sifatilah Dia (jelaskanlah sifat-sifat –Nya)  kepada kami, adakah Dia berasal dari emas, dari perak, dari besi,ataukah dari kayu?. Maka, turunlah surat ini (al-Ikhlash). Dan, Allah ta’ala telah membinasakan Arbad melalui sambaran kilat/petir. sedang ‘Amir bin thufail melalui penyakit tho’un.      
وقيل : نزلت بسبب سؤال النصارى. روي عن ابن عباس قال : قدم وَفــُد نجران فقالوا : صف لنا ربك ، أمن زبرجد ، أو ياقوت ، أو ذهب ، أو فضة؟ فقال : «إن ربي ليس من شيء لأنه خالق الأشياء» فنزل قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ قالوا : هو واحد ، وأنت واحد ، فقال : ليس كمثله شيء ، زدنا من الصفة ، فقال : «اللَّهُ الصَّمَدُ» فقالوا : وما الصمد؟ فقال : «الذي يصمد إليه الخلق في الحوائج». فقالوا : زدنا ، فنزل لَمْ يَلِدْ كما ولدت مريم وَلَمْ يُولَدْ كما ولد عيسى وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ أي ليس له نظير من خلقه.
Ada yang berkata bahwa surat al-Ikhlash diturunkan dengan sebab pertanyaan orang-orang Nashroniy.
Diriwayatkan dr ‘Abdillah Bin Abbas :  “telah tiba (kepada Nabi Muhammad sholla ‘alaih wasallam) utusan (nashroniy) dr Negara Najron. Lalu mereka berkata :  “sifatilah (jelaskanlah sifat-sifat)  tuhanmu kepada kami,adakah berasal dr zabarjad, yaqut, emas atau perak?”. Maka (Rosulullah sholla ‘alaih wasallam) bersabda :  “sesungguhnya tuhanku tidak berasal dari sesuatu Karena Dia adalah pencipta segala sesuatu”.
“Tambahkanlah (pada kami) sifat-Nya!”. Maka turunlah ayat :
 قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ : “katakanlah (wahai Muhammad), Dia adalah Allah yang satu”. Mereka berkata:  “Dia adalah yang (bersifat) satu dan kamu adalah yang (bersifat) satu”. Maka Rosulullah Sholla ‘alaih wasallam bersabda: 
ليس كمثله شيء : “ tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai-Nya”. “Tambahkanlah (pada kami) sifat-Nya”. Maka Rosulullah Sholla ‘alaih wasallam bersabda: الله الصمد “Allah adalah dzat yang bergantung segala Sesuatu kepada-Nya.”. Mereka lalu bertanya;  “apa itu الصمد ?” Nabi Menjawab:  “ adalah dzat yang kepada dialah semua makhluq bergantung dalam mendapatkan kebutuhan-kebutuhan  mereka”. “Tambahkanlah (pada kami) sifat-Nya!”. Maka turunlah ayat : لَمْ يَلِد “tidak ber-anak” seperti mariyam, وَلَمْ يُولَدْ “dan tidak diperanakan” (tidak dilahirkan) seperti ‘Isa, وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ “dan tidak ada bagi-Nya satu pun yang sepadan dengan-Nya”. Maksudnya tidak ada Bagi Allah sesuatu yang menyetarai-Nya dari golongan makhluq-Nya.
وقال الضحاك وقتادة ومقاتل : جاء ناس من أحبار اليهود إلى النبي صلّى اللّه عليه وسلّم فقالوا : صف لنا ربك لعلنا نؤمن بك ، فإن اللّه تعالى أنزل صفته في التوراة ، فأخبرنا من أيّ شيء هو؟ وهل يأكل ويشرب؟ ومن ورث؟ ومن يرثه؟ فنزلت هذه السورة.
Adl-Dlohak, Qotadah dan Muqotil berkata:  “seklompok dari golongan para pendeta-pendeta yahudiy datang kepada Nabi Muhammad Sholla ‘alaih wasallam, lalu mereka berkata:  “sifatilah tuhanmu kepada kami, mungkin (jika kami tahu) kami akan beriman dengan kamu, karena sesungguhnya Allah ta’ala telah menurunkan (keterangan tentang) sifat-sifat-Nya di dalam Taurot, maka berilah kabar berita, dr sesuatu apakah Dia?, dan apakah Dia makan dan minum?, siapakah dia mewarits?, dan siapakah yang mewaritsnya?”. Maka, turunlah surat ini: al-Ikhlash.
وصفات اللّه تعالى إما أن تكون إضافية ، وإما أن تكون سلبية. أما الإضافية : فكقولنا : عالم قادر مريد خلاق. وأما السلبية : فكقولنا : ليس بجسم ولا بجوهر ، ولا بعرض ، وقولنا : اللّه يدل على مجامع الصفات الإضافية وقولنا : أحد يدل على مجامع الصفات السلبية ، وذلك لأن اللّه تعالى هو الذي يستحق العبادة ، واستحقاق العبادة ليس إلا لمن يستبد بالإيجاد فالاستبداد بالإيجاد ، لا يحصل إلا لمن كان موصوفا بالقدرة التامة ، والإرادة النافذة ، والعلم المتعلق بجميع المعلومات من الكليات والجزئيات ، والمراد من الأحدية كون تلك الحقيقة في نفسها مفردة منزهة عن أنحاء التراكيب.
SIFAT-SIFAT ALLAH TA’ALA adakalanya berupa sifat Idlofiyyah (Penyandaran). Adakalanya berupa sifat salbiyyah (peniadaan/penafiyan).
Adapun Sifat Idlofiyyah adalah seperi ungkapan kita:  “ ‘Alimun (Mengetahui), Qodirun (mampu/mumpuni/kuasa), Muridun (berkehendak),dan Khollaqun (maha menciptakan). Sedangkan Sifat Salbiyyah adalah seperti ucapan kita:  “laisa bijismin (Allah tidak berjism/jasad, wala bijauharin (tidak berpartikel/terbentuk dr atom), wala bi ‘arrodlin (dan tidak bersifatan baharu/sifat yang baru wujud).
Ucapan kita:  “Allah” adalah menunjukkan atas sekumpulan sifat-sifat Idlofiyyah. Dan ucapan kita:  “Ahad”adalah menunjukkan atas sekumpulan sifat-sifat Salbiyyah. Hal ini, karena sesungguhnya Allah ta’ala; Dia adalah dzat yang berhaq untuk disembah. Sementara, Haq untuk disembah itu tidak ada kecuali bagi Dzat yang bertindak (dengan tanpa mengindahkan pertimbangan dr yang lain) dlm mewujudkan (sesuatu). Bertindak (dengan tanpa pertimbangan dr yang lain) dlm mewujudkan (sesuatu) itu tidak akan tercapai kecuali bagi Dzat yang bersifat Qudroh (berkuasa/mampu) yang sempurna, bersifat Irodah (kehendak) yang menerus (lestari), dan bersifat Ilmu (pengetahuan) terkait dengan semua yang ma’lumat (yang diketahui) berupa kulliyyat (keseluruhan/menyeluruh) dan juziyyat (bagian-bagian).
Yang dikehendaki dengan sifat Ahadiyyah (esa/tunggal) adalah bahwa haqiqat dr (Dzat Allah) itu sendiri adalah dzat yang satu yang disucikan dr berbagai sudut pandang  yaitu berupa tersusun/terangkai.  
{اللَّهُ الصَّمَدُ (2)} أي السيد المصمود إليه في الحوائج.
(Allah Adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (selain-Nya)), yakni (Allah) adalah Sayyid (Tuan) yangmana Dia adalah Dzat yang bergantung kepada-Nya semua  makhluk dalam (terpenuhi) segala kebutuhan-kebutuhan (mereka).
وقال ابن مسعود والضحاك : الصمد هو السيد الذي قد انتهى سؤدده. وقيل : الصمد هو الذي ليس فوقه أحد فلا يخاف من فوقه ، ولا يرجو من تحته ، ترفع الحوائج إليه.
Ibnu Mas’ud dan Adl-Dlohak berkata : “As-Shomad” adalah Sayid (Tuan) yangmana status ke-Tuan-an-Nya paling ter-atas.
Ada yang berkata bahwa “As-Shomad” adalah Dia yang tiada diatas-Nya satu apapun (yang menandingi/menyetarai), maka Dia tidak ada kekuatiran pada atasan-Nya (karena Dia tidak ada yang Mengungguli) dan tidak berharap pada (sesuatu yang drajatnya)  berada di bawah-Nya (karena Dia adalah Sang Maha Kuasa). Seluruh kebutuhan-kebutuhan makhluq diajukan kepada-Nya (dan Dia yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka).
وقال قتادة :  الصمد الباقي بعد فناء خلقه ، والذي لا يأكل ولا يشرب ، وهو يطعم ولا يطعم. وقال أبيّ بن كعب : هو الذي لا يموت ولا يورث ، وله ميراث السموات والأرض. وقال ابن كيسان : هو الذي لا يوصف بصفة أحد. قال مقاتل بن حبان : هو الذي لا عيب فيه
Qotadah berkata:  “Ash-Shomad adalah Dzat yang tetap (abadi) setelah semua makhluq sirna. (Ash-Shomad) adalah Dzat yang tidak (membutuhkan) makan dan tidak (membutuhkan) minum dan Dia adalah Dzat yang memberi makan dan tidak (membutuhkan) makan”.
Ubaiy bin Ka’ab berkata: “Dia (Ash-Shomad) adalah Dzat yang tidak (mungkin) mati dan tidak (mungkin) mewaritskan. Bagi-Nya adalah pewarits (semua) langit dan bumi”.
Ibnu Kisan berkata:  “Dia (Ash-Shomad) adalah Dzat yang tidak (mungkin)disifati dengan sifat salah satu (dr selain-Nya)”.
Muqotil bin Habban berkata:  “Dia (Ash-Shomad) adalah Dzat yangmana tiada ‘aib (kekurangan) dalam diri-Nya”.
{لَمْ يَلِدْ} أي لم يصدر عنه ولد لأنه لم يجانسه شيء. {وَلَمْ يُولَدْ (3)} أي لم يصدر عن شيء لاستحالة نسبة العدم إليه تعالى سابقا ولاحقا. ويقال: لم يلد، أي ليس له ولد فيرث ملكه، ولم يولد أي ليس له والد فيرث عنه الملك، فلم يرث ولم يورث.
((Allah) tidak beranak), yakni tidak (mungkin) muncul dari-Nya anak karena tidak ada sesuatu yang satu jenis dengan-Nya. (dan (Allah) tidak pula diperanakkan), yakni (Allah) tidak (mungkin) muncul dr sesuatu, karena muhal (tidak dapat diterima akal) menyandarkan (sifat) ‘adam (tiada) kepada Allah Ta’ala, baik dalam keadaan mendahului atau berpapasan/bersamaan.
{(وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ (4)} أي لم يشاكله أحد من صاحبة وغيرها، فيمتنع أن يكون شيء من الموجودات مساويا له تعالى في شيء من صفات الجلال والعظمة.
(dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia), yakni tidak ada satu pun  yang menyetarai-Nya berupa sahabat atau selainnya. Maka, tercegahlah sesuatu yang ada (wujud) dr menyamai pada-Nya. Maha Luhur Allah dalam sesuatu berupa sifat-sifat keagungan dan keluhuran-Nya.
ثم الآية الأولى : تبطل مذهب الثنوية القائلين : بالنور والظلمة ، والنصارى : في التثليث. والصائبين : في الأفلاك والنجوم.
Selanjutnya, ayat ke-satu (menyatakan) kebathilan madzhab ats-Tsanawiyyah yang berkata dengan (faham) “cahaya dan kegelapan”, madzhab an- Nashroniy dalam (faham) me-niga-kan tuhan (tri tunggal) dan madzhab ash-Shobiin dalam(faham) cakrawala dan perbintangan. (maha Suci Allah dr pemahaman sesat  mereka).
والآية الثانية : تبطل مذهب من أثبت خالقا سوى اللّه ، لأنه لو وجد خالق آخر لما كان الحق مصمودا إليه في طلب جميع الحاجات.
Ayat ke-dua (menyatakan) kebathilan madzhab yang menetapkan sifat (bisa) menciptakan kepada selain Allah, karena jika ditemukan sesuatu yang (bisa) menciptakan yang lain (selain Allah), maka telah (menetapkan) tidak adanya ketergantungan makhluq kepada Allah yang Haq dalam segala kebutuhan. (dan ini muhal).
والآية الثالثة : تبطل مذهب اليهود في عزير ، والنصارى في المسيح والمشركين في أن الملائكة بنات اللّه.
Ayat yang ke-tiga (menyatakan) kebathilan madzhab al-Yahudi dalam (faham) “ Uzair”, an-Nashroniy dalam (faham) “al-Masih” dan Musyrikin makkah dalam (faham) “sesungguhnya malaikat adalah anak-anak perempuan Allah . (maha Suci Allah dr pemahaman sesat  mereka).
والآية الرابعة : تبطل مذهب المشركين حين جعلوا الأصنام شركاء له تعالى.
Dan ayat ke-empat (menyatakan) kebathilan madzhab musyrikin ketika mereka menjadikan berhala-berhala (mereka) sebagai sekutu bagi Allah ta’ala. (maha Suci Allah dr pemahaman sesat musyrikin).
قال النبي صلّى اللّه عليه وسلّم : «إن لكل شيء نورا ونور القرآن قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ».
KEUTAMAAN SURAT AL-IKHLASH :  Nabi Muhammad Sholla ‘alaihi wasallam bersabda:  “pada setiap sesuatu terdapat cahaya, dan cahaya al-Quran adalah Qul Huwa Allahu Ahad”.
وروي أنه صلّى اللّه عليه وسلّم دخل المسجد، فسمع رجلا يدعو ويقول: أسألك يا اللّه يا أحد، يا صمد، يا من لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد فقال : «غفر لك، غفر لك، غفر لك»، ثلاث مرات.
Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Sholla ‘alaihi wasallam masuk ke dalam Masjid, lantas beliau mendengar seorang laki-laki berdo’a dan berkata:  “Aku mohon duhai Allah, duhai yang maha esa/tunggal, duhai yang maha dituju (dalam terpenuhi segala kebutuhan), duhai Dzat yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan dan Dzat yang tiada bagi-Nya satu pun yang menyetarai-Nya.”. (mendengar hal itu) lantas Nabi Muhammad Sholla ‘alaihi wasallam bersabda:  “semoga Allah memberikan ampunan kepada mu, semoga Allah memberi ampunan kepada mu, semoga Allah memberi ampunan kepada mu”. (do’a Nabi Sholla ‘alaihi wasallam kepada laki-laki itu diulang-ulangi) sebanyak tiga kali”.
وعن سهل بن سعد جاء رجل إلى النبي صلّى اللّه عليه وسلّم وشكا إليه الفقر فقال : «إذا دخلت بيتك فسلم إن كان فيه أحد وإن لم يكن فيه أحد فسلم على نفسك واقرأ قل هو اللّه أحد مرة واحدة». ففعل الرجل فأدر اللّه عليه رزقا حتى أفاض على جيرانه.
Dari Sahl bin Sa’d;  Telah datang laki-laki kepada Nabi Sholla ‘alaihi wasallam dan seraya berkeluh kesah kepada beliau (mengenai) ke-faqir-annya. Lantas Nabi Sholla ‘alaihi wasallam bersabda:  “jika kamu masuk ke rumahmu maka, ucapkanlah salam tetkala ada seseorang di dalamnya dan tetkala tidak ada seorang di dalam rumahmu maka, ucapkanlah salam untuk dirimu dan bacalah “Qul Huwa Allahu Ahad”, satu kali.”. kemudian, laki-laki itu melakukan (hal-hal yang diperintahkan Nabi), maka Allah mencurahkan rizki kepada laki-laki itu sehingga (rizki) sampai meluap kepada tetangganya.”.  
وعن أبي هريرة رضي اللّه عنه أنه صلّى اللّه عليه وسلّم قال : «من قرأ قل هو اللّه أحد بعد صلاة الصبح اثنتي عشر مرة فكأنما قرأ القرآن أربع مرات وكان أفضل أهل الأرض يومئذ إذا اتقى».
Dari Abi Hurairoh Rodliya Allahu ‘anhu; “sesungguhnya Nabi Muhammad Sholla ‘alaihi wasallam bersabda:  “barang siapa membaca “Qul Huwa Allahu Ahad” setelah sholat shubuh 12 kali maka seolah-olah dia telah membaca Al-Quran sebanyak 4 kali dan dia adalah paling utamanya penghuni bumi pada hari itu jik dia bertaaqwa.”.
وروي أنه صلّى اللّه عليه وسلّم قال : «من قرأ قل هو اللّه أحد في مرضه الذي يموت فيه ، لم يفتن في قبره وأمن من ضغطة القبر وحملته الملائكة بأكفها حتى تجيزه من الصراط إلى الجنة».

diriwayatkan bahwa sesungguhnya nabi Muhammad Sholla ‘alaihi wasallam bersabda:  “Barang siapa  membaca “Qul huwa Allahu ahad” dalam keadaan sakit yang ajal berada di dalamnya maka, ia tidak akan terfitnah di Quburnya dan aman sentosa dari terhimpit qubur, dan malaikat membawanya dengan sayap-sayapnya sehingga malaikat itu melewatkan dirinya dr shiroth menuju surga.”.
سورة الروم (20-25) {أعوذ بالله من الشيطان الرجيم} :
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ (٢٠)وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٢١)وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ (٢٢)وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (٢٣)وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٢٤)وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ (٢٥)
20. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
22. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
23. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
24. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
25. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).
{تفسير النووي}
{وَمِنْ آياتِهِ} الدالة على أنكم تبعثون {أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرابٍ} فإنا خلقنا من نطفة وهي من الغذاء، وهو من النبات ، وهو من التراب.{ثُمَّ إِذا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ} أي ثم بعد أطوار كثيرة فاجأتم وقت كونكم بشرا تتمتعون على وجه الأرض. (20)
(dan diantara tanda-tanda (kebesaran) Allah) yg menunjukkan bahwa sesungguhnya kalian semua akan dibangkitkan (dr kematian) adalah (Allah telah menciptakan kalian semua dr tanah) maka sesungguhnya Aku telah menciptakan  (kalian) dr (setetes) mani. (Mani) berasal dr makanan, (makanan) berasal dr tumbuh-tumbuhan, dan tumbuh-tumbuhan berasal dr tanah. (kemudian, tiba-tiba kalian semua (menjadi) manusia yang berkembang biak), yakni kemudian setelah (melewati) fase-fase / bentuk-bentuk yang banyak (dr mani menjadi segumpal darah, lalu daging, dst) maka, tiba-tiba kalian semua dalam waktu diwujudkan kalian, kalian menjadi manusia seraya kalian bisa bersenang-senang di atas bumi.
{وَمِنْ آياتِهِ} الدالة على البعث والجزاء : {أَنْ خَلَقَ لَكُمْ} أي لأجلكم {مِنْ أَنْفُسِكُمْ} أي من جنسكم {أَزْواجا} أي إناثا {لِتَسْكُنُوا إِلَيْها} أي لتميلوا إليها ، وتطمئنوا بها ، {وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ} أي بين المرأة والزوج {مَوَدَّةً} أي محبة {وَرَحْمَةً} أي شفقة ويقال : مودة للصغير على الكبير ورحمة للكبير على الصغير. {إِنَّ فِي ذلِكَ} أي في خلقهم من تراب ، وخلق أزواجهم من جنسهم وإلقاء المودة والرحمة بينهم {لَآياتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ} فيما خلق اللّه. (21)
(dan diantara tanda-tanda (kebesaran) Allah) yg menunjukkan atas dibangkitkan (dr kematian) dan pembalasan (atas amal perbuatan di waktu hidup di dunia), adalah (Allah telah menciptakan untuk kalian) yakni karena kepentingan kalian (dr diri kalian) yakni dr jenis kalian (istri-istri) yakni perempuan-perempuan (agar kalian (merasakan) sakinah kepadanya) yakni agar kalian cenderung kepadanya dan (merasakan) ketenangan dengan adanya.(dan Allah telah menjadikan diantara kalian) yakni diantara perempuan dan suaminya ((rasa) cinta) yakni kecenderungan hati (dan kasih) yakni belas kasih. Dikatakan bahwa: Al-Mawaddah (adalah kasih sayang) untuk yang muda dr yang tua dan Ar-Rohmah (adalah kasih saying) untuk yang tua dr yang muda.(Sesungguhnya pada yang demikian itu) yakni penciptaan mereka dr tanah, penciptaan istri-istri bagi mereka dr jenis mereka sendiri dan kejatuhan perasaan cinta dan kasih diantara mereka (benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir).
{وَمِنْ آياتِهِ} الدالة على أمر البعث : {خَلْقُ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ} من حيث إن خلقهما وما فيهما ليس إلا لمعاش البشر ومعاده، {وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ} أي لغاتكم العربية، والفارسية، وغير ذلك. والأصح أنه اختلاف كلامكم، فإن الأخوين إذا تكلما بلغة واحدة يعرف أحدهما من الآخر {وَأَلْوانِكُمْ} ببياض الجلد وسواده، وتوسطه. {إِنَّ فِي ذلِكَ} أي في خلق السموات والأرض، واختلاف الألسنة والألوان {لَآياتٍ لِلْعالِمِينَ}. وقرأ حفص وحده بكسر اللام، أي لآيات عظيمة في أنفسها، كثيرة في عددها للمتصفين بالعلم. والباقون بفتح اللام في ذلك دلالة على كمال وضوح الآيات على أحد من الخلق كافة. (22)
(dan diantara tanda-tanda (kebesaran) Allah) yg menunjukkan atas perkara kebangkitan (dr kematian) adalah (penciptaan langit-langit dan bumi) dr sudut pandang bahwa sesungguhnya penciptaan keduanya dan apa yang ada di dalam keduanya tidak ada melainkan untuk kehidupan manusia dan tempat kembali mereka. (dan perbedaan-perbedaan lisan kalian) yakni bahasa-bahasa kalian; ‘arab, fersiy, dan selainnya.( Menurut pendapat) Al-Ashshoh, sesungguhnya (yang dimaksud perbedaan lisan) adalah perbedaan pada  perkataan kalian. Maka sungguh, dua saudara ketika berbincang-bincang dengan satu bahasa maka salah satu dr keduanya akan mengerti/mengenali satu yang lainnya. (dan warna-warni kalian) dengan rupa putih dan hitamnya kulit dan tengah-tengah (antara putih dan hitam pd warna) kulit.(sesungguhnya pada yang demikian itu) yakni dlm penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasa, dan warna kulit, (benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpengetahuan). Hanya Imam Hafsh yang membaca (al-‘Alimin) dengan dikasroh harf lamnya, yakni “benar-benar terdapat tanda-tanda yang agung di dalam tanda-tanda itu sendiri, yang banyak di dalam bilangan dr tanda-tanda itu bagi orang-orang  yang bersifat mengetahui. Selainnya (dr imam-imam dan perowi-perowi Qiro’ah) dengan memfathah lam (pd lafahz Al-‘Alamin) itu, karena menunjukkan atas sempurnanya kejelasan tanda-tanda atas indifidu dr golongan makhluk keseluruhan.
{وَمِنْ آياتِهِ} الدالة على القدرة والعلم : {مَنامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهارِ} فالنوم بالنهار مما تعدّه العرب نعمة من اللّه، ولا سيما في أوقات القيلولة في البلاد الحارة {وَابْتِغاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ} فيهما. وهذا إشارة إلى أن العبد ينبغي أن لا يرى الرزق من كسبه وبحذقه بل يرى كل ذلك من فضل ربه، {إِنَّ فِي ذلِكَ} أي في الليل والنهار {لَآياتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ} سماع تفهم حيث يستدلون بذلك على شؤونه تعالى. (23)
(dan diantara tanda-tanda (kebesaran) Allah) yg menunjukkan atas kekuasaan dan pengetahuan (Allah) adalah (tidur kalian di malam dan siang hari). Kemudian, Tidur di siang hari adalah sebagian perkara yang dikategorikan orang-orang ‘Arab sebagai keni’matan dr Allah apalagi di waktu-waktu “al-Qoilulah” di Negara-negara yang beriklim panas. (dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya) di waktu siang dan malam. Sebagian Ayat Ini memberi isyarat bahwa sesungguhnya hamba sebaiknya tidak melihat rizki dr kinerja dan kecapannya, tetapi melihat semuanya itu adalah sebagian dr fadlol (keutamaan) tuhannya. (sesungguhnya pada yang demikian itu) yakni dalam waktu malam dan siang (benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yangmendengarkanya) dengan pendengaran karena mencari pemahaman, sekira mereka dapat mencari petunjuk dengan hal itu atas perkara-perkara Allah ta’ala.     
{وَمِنْ آياتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ} أي ومن آياته الدالة على عظيم قدرته تعالى : إراءتكم للبرق {خَوْفاً} للمسافر من المطر أن يبل ثيابه {وَطَمَعاً} للمقيم في المطر أن يسقي حروثه {وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّماءِ ماءً}. وقرأ ابن كثير وأبو عمرو بسكون النون. {فَيُحْيِي بِهِ} أي بذلك الماء {الْأَرْضَ} بالنبات {بَعْدَ مَوْتِها} أي بعد يبوستها{إِنَّ فِي ذلِكَ} أي المطر {لَآياتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ} أي لدلالات على الفاعل المختار لمن له عقل ، وإن لم يتفكر تفكر تاما. (24)
(dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat) yakni dan diantara ayat-ayat kekuasaan-Nya yang menunjukkan atas sesuatu yang agung dr sifat kuasa Allah ta’ala adalah memperlihatkan kepada kalian kilat (untuk (menimbulkan) ketakutan) bagi orang yang bepergian dr hujan karena akan membasahi pakaiannya (dan harapan) bagi yang bermukim (berdomisili permukiman) dalam hujan, agar dia dapat menyirami tanaman-tanamannya. (dan Dia menurunkan hujan dari langit).Ibnu Katsir dan Abu ‘Amr membaca sukun nun (pd lafahz “yunzila”), (lalu menghidupkan dengan perkara itu) yakni air itu (bumi) dengan tetumbuhan-tetumbuhan (sesudah matinya) yakni sesudah kekeringannya. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) yakni hujan (benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya) yakni petunjuk-petunjuk atas Pelaku yang berkehendak (tidak terpaksa) bagi orang-orang yang memiliki akal walaupun ia tidak berfikir dengan pemikiran yang sempurna.
{وَمِنْ آياتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّماءُ وَالْأَرْضُ بِأَمْرِهِ} أي ومن آياته الدالة على القدرة استمرار السماء والأرض على ما هما عليه بإرادته تعالى له، {ثُمَّ إِذا دَعاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الْأَرْضِ إِذا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ }أي ثم إذا دعاكم اللّه على لسان إسرافيل بعد انقضاء الأجل من الأرض وأنتم في قبوركم دعوة واحدة بأن قال : أيها الموتى اخرجوا فاجأتم الخروج منها وقول : مِنَ الْأَرْضِ متعلق ب «دعاكم».(25)
(dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya) yakni di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya yang menunjukkan sifat kuasa-Nya adalah kelangsungan langit dan bumi atas perkara yang berdasar pada kehendak-Nya pd perkara itu. (kemudian apabila Dia memanggil kamu dengan sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar), yakni kemudian ketika Allah memanggil kalian melalui lisan malak Isrofil setelah habis waktu dr (peredaran) bumi, sementara kalian di dalam qubur dengan satu kali panggilan yaitu dengan ucapan:  “wahai (makhluq-makhluq) yang telah mati, keluarlah kalian ! (dr qubur)”. maka seketika itu juga keluarlah kalian semua dr  kubur ucapan “minal-Ardli” itu berta’alluq (berhubungan) dgn lafahz “da’akum”.
سورة فصلت (9-12) {أعوذ بالله من الشيطان الرجيم}:
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٩)وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ (١٠)ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (١١)فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (١٢)
9. Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
10. dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dala
m empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
11. kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.
{تفسير النووي}
{قُلْ} يا أشرف الخلق : {أَإِنَّكُمْ} يا أهل مكة {لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ} أي لتكفرون بالعظيم الشأن الذي حكم بأن الأرض ستوجد في مقدار يومين ، {وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْداداً}. أي نظراء والحال أنه لا يمكن له نظير واحد ، أي أن الإله الموصوف بالقدرة على خلق هذه الأشياء العظيمة في هذه المدة الصغيرة كيف يليق بالعقل جعل الخشب المنجور والحجر المنحوت شريكا له في المعبودية! {ذلِكَ رَبُّ الْعالَمِينَ} أي ذلك العظيم الشأن الذي علمت من صفته أنه خالق جميع الموجودات فكيف أثبتم له أنداد من الخشب والحجر؟!(9).
(katakanlah) wahai (Muhammad) paling mulia-mulianya makhluk: “(Sesungguhnya Patutkah kalian) wahai Ahli Makkah (kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua hari?!)” yakni; (patutkah kalian) kafir kepada Dzat yang maha Agung yang memutuskan bahwa bumi akan tercipta dalam tempo kira-kira dua hari?!. (dan kalian adakan sekutu-sekutu bagiNya?!) yaitu persamaan-persamaan, padahal tidak mungkin bagi-Nya ada satu sesuatu yang menyamai(Nya), yakni; sesungguhnya tuhan yang bersifat maha Kuasa atas menciptakan sesuatu yang besar ini (bumi) dalam waktu yang pendek, bagaimana mungkin layak secara akal menjadikan kayu yang dipotong dan batu yang dipahat sebagai sesuatu yang menyamai-Nya!. ((Yang bersifat) demikian itu (menciptakan bumi dalam waktu dua hari) adalah Rabb semesta alam)"yakni dzat yang bersifat maha Agung itu, yangmana diketahui melalui sifatNya bahwa Dia adalah Dzat yang maha Menciptakan semua hal yang maujud, lantas bagaimana mungkin kalian menetapkan bagi-Nya sekutu-kutu dr kayu dan batu?!.
{وَجَعَلَ فِيها رَواسِيَ} وهو عطف على «خلق الأرض» ، أي وخلق في الأرض جبالا ثوابت {مِنْ فَوْقِها} أي كائنة من فوق الأرض ليرى الإنسان بعينه وليتفكر أن الجبال أثقال ، على أثقال وكلها مفتقرة إلى ممسك ، وحافظ ، وما ذاك الحافظ المدبر إلّا اللّه تعالى ، ولو جعل في الأرض رواسي من تحتها لأوهم ذلك أن تلك الأساطين التحتانية هي التي أمسكت هذه الأرض الثقيلة عن النزول ،
(Dan Dia jadikan di (bumi) itu (gunung-gunung) yang kokoh-kokoh), kalimat “wa ja’ala fiha rowasiya” berathof (bersambung) kepada lafahz “kholaqol Ar-dlo”, yakni; Dia menciptakan gunung-gunung yang kokoh-kokoh (di bagian atasnya) yakni yang berada di atas bumi supaya manusia dapat melihat dengan matanya dan supaya dia berfikir bahwa sesungguhnya gunung-gunung adalah sesuatu yang berat-berat yang berada di atas sesuatu yang berat, dan semuanya itu butuh kepada yang menahan dan menjaga, dan tidak ada yang menjaga dan mengatur hal itu kecuali Allah ta’ala. Seandainya Dia menjadikan di bumi gunung-gunung di bagian bawahnya pastilah hal itu memberi presepsi (anggapan keliru) bahwa gunung-gunung yang luarbiasa yang berada di bagian bawah bumi adalah yang menahan bumi ini dr terjatuh,  
 {وَبارَكَ فِيها} أي الأرض بشق الأنهار ، وخلق الأشجار والثمار ، وأصناف الحيوانات ، وكل ما يحتاج إليه من الخيرات ، {وَقَدَّرَ فِيها أَقْواتَها} أي بأن يوجد لأهل الأرض من الأنواع المختلفة أقواتها المناسبة لها على مقدار معين تقتضيه الحكمة. وقرئ «وقسم فيها أقواتها».{فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ} أي مع اليومين الأولين الذين خلق فيهما الأرض {سَواءً لِلسَّائِلِينَ}
(Dia memberkahi di dalamnya) yakni bumi dengan sungai-sungai dan dengan menciptakan pohon-pohon dan buah-buahan dan beraneka hewan dan semua yang dibutuhkan berupa hal-hal yang baik-baik. (dan Dia menentukan) (padanya kadar makanan-makanannya) yakni dengan diwujudkan bagi ahli bumi bermacam-macam makanan-makanan pokok yang berbeda-beda yang sesuai bagi mereka atas ukuran tertentu berdasar hikmah yang ada padanya. Lafahz “wa qoddaro fiha aqwataha” terbaca “wa qossama fiha aqwataha”. (dalam empat hari )yakni beserta dua hari yang pertama yangmana Dia menciptakan dalam dua hari itu bumi (yang sama. (penjelasan singkat ini) bagi orang-orang yang bertanya-tanya (mengenai waktu terciptanya bumi dan seisinya).
{سَواءً لِلسَّائِلِينَ} قرئ «سواء» بالحركات الثلاثة : النصب : على مصدر مؤكد لمضمر ، هو صفة لأربعة : أي استوت الأربعة استواء لا يزيد ولا ينقص. والجر : على الوصف ، أي مساويات غير مختلفة في المقادير. والرفع : على تقدير هي سواء ، ولمن قرأه بالرفع أن يقف على أربعة أيام.
Lafahz “sawa’” dibaca dengan tiga harokat (pada harf hamzah): Nashob: sebagai mashdar muakkad pd lafahz yang tersimpan yaitu sifatnya lafahz “arba’ah”: yakni empat itu sama dengan berupa kesamaan yang tidak lebih dan tidak kurang. Jarr:sebagai sifat, yakni yang sama tanpa ada selisih dalam ukuran-ukurannya. Rofa’:dengan mengira-ngirakan “hiya sawa’. Bagi orang yang membaca “sawa’ dengan rofa’ maka dia harus waqof (berhenti) pada lafhz (arba’ati ayyam).   
 وقوله تعالى : لِلسَّائِلِينَ إما متعلق ب «سواء» أي مستويات لمن سأل الرزق ، ولمن لم يسأل ، أو متعلق بقدر - كما قاله الزجاج - أي وقدر فيها أقواتها في تتمة أربعة أيام ، لأجل الطالبين للأقوات المحتاجين إليها ، أو متعلق بمحذوف والتقدير : هذا الحصر بيان للسائلين عن مدة خلق الأرض، وما فيها. في كم يوم خلقت الأرض وما فيها(10).
Dan firman Allah ta’ala “lissailin” adakalanya berta’alluq (berhubungan) dengan “sawa’”menjadi sama bagi orang yang memohon rizqi dan orang yang tidak memohon atau berta’alluq dengan lafhz “qoddaro” seperti yang dikatakan oleh Az-Zajjaj yakni “wa qoddaro fiha aqwataha fi tatimmati arba’ati ayyam” :  “dan allah tentukan di bumi makanan-makanannya dalam kesempurnaan empat hari, karena untuk orang-orang yang mencari makanan-makan pokok yang dibutuhkannya, atau berta’alluq dengan lafahz yg dibuang dan kira-kiranya adalah: “hadzal hashr bayanul lissailin ....” :  “penjelasan (ringkas) ini adalah penjelasan untuk orang-orang yang bertanya menyenai masa penciptaan bumi dan seisinya, berapa lama bumi dan seisinya itu diciptakan?.
{ثُمَّ اسْتَوى إِلَى السَّماءِ} ، أي ثم قصد إلى خلق السماء ، أي ثم دعاه داعي الحكمة إلى خالق السماء بعد خلق الأرض ، وما فيها من غير صارف يصرفه عن ذلك ، {وَهِيَ دُخانٌ} أي أمر ظلماني ، أو دخان مرتفع من الماء. {فَقالَ لَها} - أي للسماء – {وَلِلْأَرْضِ ائْتِيا} إلى الوجود والحصول أي كوننا على وجه معين ، وفي وقت مقدر لكل منكما. وهذا عبارة عن تعلق إرادته تعالى بوجودهما تعلقا فعليا ، طَوْعاً أَوْ كَرْهاً أي طائعتين أو كارهتين ، أي شئتما ذلك أو أبيتما.
(Kemudian Dia menuju kepada (menciptakan) langit) yakni kemudian Dia bermaksud kepada penciptaan langit, yakni kemudian sesuatu yang menarik berupa hikmah menarik-Nya untuk menciptakan langit  setelah menciptakan bumi dan segala isinya dengan tanpa ada sesuatu penggagal yang memalingkan dr hal demikian, (dan langit itu masih merupakan asap) yakni sesuatu yang tergolong dlm sifat gelap atau asap yang membumbung tinggi dr  air. (lalu Dia berfirman kepadanya) yakni kepada langit( dan kepada bumi, "Datanglah kamu keduanya!”) kepada wujud dan hasil yakni wujudlah kalian kepada bentuk tertentu. Dan dlm waktu yang dikira-kirakan bagi masing-masing dr keduanya. Dan ini adalah pengibaratan dr ta’alluq (persambungan) sifat irodah (berkehendak)- Allah ta’ala dengan perwujudan keduanya sebagai persambungan yang digolongkan dlm  perbuatan, baik dengan suka hati ataupun terpaksa yakni baik kedua (dr langit dan bumi) itu bersuka hati atau terpaksa, yakni baik keduanya berkehendak atau menentang. 
{قالَتا أَتَيْنا طائِعِينَ}  أي أتينا أمرك منقادين لا على الكره. وهذا تمثيل لكمال تأثرهما بالذات العلية عن القدرة الربانية. وقرأ ابن عباس وابن جبير ومجاهد «آتيا قالتا آتينا». بالمد في الفعلين ، أي وافقا على مرادي منكما. قالتا : توافقنا على ذلك أو أعطيا الطاعة من أنفسكما من أمركما. قالتا : أعطينا الطاعة. ويقال : إن اللّه تعالى قال للسماء والأرض بعد ما فرغ منهما : أعطيا ما فيكما أو جيئا بما خلقت فيكما من المنافع والمصالح وأخرجاها لخلقي. أي قال لهما : افعلا ما أمرتكما طوعا وإلّا ألجأتكما إلى ذلك حتى تفعلاه (11).
 (keduanya; langit dan bumi berkata :  “kami datang kepada Tuan dengan suka hati") yakni; kami mendatangi perintah Tuan dlm keadaan tunduk dan patuh, tidak atas keterpaksaan. Dan ini adalah pencontohan pada kesempurnaan terpengaruhinya bumi dan langit dengan Dzat yang Maha Luhur dr sifat “qudroh”; kuasa yang digolongkan dlm sifat ketuhanan. 
 Ibnu Abbas, Ibnu Jabir dan Mujahid membaca : “Itiya Qolata Ataina” dengan dibaca panjang (madd) dalam dua fi’il, yakni “setujulah kalian berdua atas perkara yang Aku kehendaki dr kalian berdua”. Mereka berkata:  “aku sepakat atas itu.” Atau “berikanlah keta’atan dr diri kalian berdua dr yg diperintahkan kepada kalian berdua!.”. mereka berdua berkata:  “kami berikan keta’atan itu.”. dikatakan bahwa Allah ta’ala berfirman kepada langit dan bumi setelah selesai (membuat) keduanya:  “berikanlah apa-apa yanga ada dlm (diri) kalian berdua atau datanglah kalian berdua dgn apa-apa yg telah aku ciptakan dlm diri kalian berdua berupa kemanfa’atan-kemanfa’atan, kebagusan-kebagusan dan keluarkanlah hal-hal itu untuk digunakan makhluq-Ku. Yakni; Dia berfiman kepada keduanya:  “lakukanlah apa yang telah aku perintahkan kepada kalian berdua dengan senang hati jika tidak aku akan memaksa kalian berdua untuk melakukan hal itu hingga kalian berdua melakukannya.
{فَقَضاهُنَّ سَبْعَ سَماواتٍ فِي يَوْمَيْنِ} أي أتم السماء حال كونها سبع سموات في يومين. ذكر أهل الأثر أن اللّه تعالى خلق الأرض في يوم الأحد والإثنين. وخلق سائر ما في الأرض في يوم الثلاثاء والأربعاء، وخلق السموات وما فيها في يوم الخميس والجمعة، وفرغ في آخر ساعة من يوم الجمعة، فخلق فيها آدم وهي الساعة التي تقوم فيها القيامة ، وأن الذي خلق أولا هو الدخان الذي هو أصل السماء، ثم بعده الأرض غير مدحوة ، ثم خلقت السماء مبسوطة متفاصلة طباقا بعضها فوق بعض، ثم دحيت الأرض، وخلق ما فيها من الأرزاق وغيرها.
(Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua hari) yakni Dia telah menyempurnakan langit dalam keadaan wujud langit itu adalah tujuh langit dlm dua hari. Pakar benda-benda kuno (purbakala); Arkeologi menuturkan bahwa sesungguhnya  Allah ta’ala telah menciptakan bumi di hari Ahad dan  hari Isnain, menciptakan segala isi bumi di hari Selasa dan hari Rabo, dan menciptakan langi dan segala isinya di hari Kamis dan hari Jumat, dan Dia telah selesai dari menciptakan langit pada saat-saat terakhir dari hari tersebut. Dan pada hari itu juga diciptakan Nabi Adam. Dan Hari Jum’at adalah saat dimana Qiyamat didirikan. Dan, yang pertama kali diciptakan adalah asap yangamana merupakan asal (bahan dasar) langit. Kemudian setelahnya diciptakanlah bumi yg belum diratakan/didatarkan, lantas diciptakanlah langit seraya diratakan secara terpisah-pisah berlapis-lapis, sebagiannya berada di atas sebagian yang lainnya, lalu diratakanlah  bumi dan diciptakanlah segala isi di bumi berupa rizqi-rizqi dan lain sebagainya.
{وَأَوْحى فِي كُلِّ سَماءٍ أَمْرَها}. قال مقاتل : أمر في كل سماء بما أراد. وقال قتادة والسدي : خلق فيها شمسها وقمرها ونجومها. وقال عطاء عن ابن عباس رضي اللّه عنهم : خلق في كل سماء ما فيها من البحار وجبال البرد ، وما لا يعلمه إلا اللّه تعالى ويقال : وللّه تعالى على أهل كل سماء تكليف خاص، فمن الملائكة من هو في القيام من أول خلق العالم إلى قيام القيامة ، ومنهم ركوع لا ينتصبون، ومنهم سجود لا يرفعون، وذلك الأمر مختص بأهل السماء. {وَزَيَّنَّا السَّماءَ الدُّنْيا بِمَصابِيحَ} – وهي النبرات التي خلقها في السموات وخصّ كل واحد بضوء معين ، وطبيعة معينة، وسر معين، لا يعلمها إلّا اللّه تعالى–{وَحِفْظاً} أي وحفظناها من الشياطين الذين يسترقون السمع. وقيل : إن «حفظا» مفعول له على المعنى كأنه قيل : وخلقنا المصابيح زينة وحفظا، فبعض النجوم زينة السماء لا يتحرك وبعضها يهتدى بها في ظلمات البر والبحر، وبعضها رجوم للشياطين.{ذلِكَ} أي هذه التفاصيل {تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ} لأنها لا تمكن إلّا بقدرة كاملة وعلم محيط (12).
(dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya). Muqotil berkata:  “Allah memerintah di langit dengan perkara yang dikehendaki-Nya”. Qotadah dan as-Saddiy berkata:  “ Allah menciptakan di langit matahari, rembulan dan bintang-bintang”. ‘Atho’ berkata dr riwayat Ibnu ‘Abbas rodliya Allahu ‘anhum:  “ada dr golongan  malaikat yangmana malaikat itu berdiri terus mulai awal diciptakan alam semesta sampai didirikannya Qiyamat, ada dr golongan malaikat yang lain, ruku  tidak pernah menegakkan punggungnya (terus menerus ruku’). Ada yang bersujud tidak pernah mengangkat tubuhnya. Hal demikian itu adalah sesuatu yang terkhusus bagi ahli langit.”. (Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan pelita-pelita) pelita-pelita itu adalah cahaya-cahaya yangmana Dia menciptakannya di langit dan menentukan setiap satu persatu darinya  pancaran tertentu, karakter tertentu dan rahasia yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah ta’ala. (dan Kami memeliharanya) yakni dan Aku (Allah) menjaganya dr syaithon-syaithon yang mencoba menguping. Dikatakan bahwa kata “hifdhon” adalah maf’ul lah pada arti ayat. Seolah-olah dikatakan:  “Aku (Allah) telah menciptakan pelita-pelita sebagai hiyasan dan penjaga” lantas sebagian bintang-bintang ada yang merupakan perhiyasan langit yang tidak bergerak. Ada sebagian darinya yang dijadikan petunjuk dlm kegelapan di daratan dan lautan dan ada sebagian lagi digunakan melempar syaithon-syaithon. (yg demikian itu) yakni perincian-perincian (adalah  ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui), karena hal itu tidak mungkin terjadi kecuali dengan kekuasaan yang sempurna dan pengetahuan yang maha meliputi.
سورة الحشر (22-24) {أعوذ بالله من الشيطان الرجيم}:
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (٢٢)هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٢٣)هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ(٢٤)
22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
23. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
{تفسير النووي}
{هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلهَ إِلَّا هُوَ} وحده {عالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهادَةِ} ، أي عالم ما غاب عن العباد ، وما شاهدوه. وقال ابن عباس : عالم السر والعلانية. وقال سهل : عالم بالآخرة والدنيا. وقيل : عالم ما غاب عن الوجود وهو المعدوم وعالم الموجود ، {هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيمُ} أي هو العاطف على العباد ، البر والفاجر بالرزق لهم ، المنعم - على المؤمنين خاصة - بالمغفرة ودخول الجنة. (22)
{هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلهَ إِلَّا هُوَ} أي لا معبود بحق إلا هو وحده ، {الْمَلِكُ} أي المتصرف بالأمر في جميع خلقه ، {الْقُدُّوسُ} أي البليغ في النزاهة في الذات ، والصفات ، والأفعال ، والأحكام ، والأسماء. قال الحسن : أي الذي كثرت بركاته. {السَّلامُ} أي الذي لا يطرأ عليه شيء من العيوب في الزمان المستقبل ، {الْمُؤْمِنُ} أي واهب الأمن ،{الْمُهَيْمِنُ} أي الحافظ لكل شيء ، {الْعَزِيزُ} أي الذي لا يوجد له نظير ، أو الغالب {الْجَبَّارُ} أي الملك العظيم - كما قاله ابن عباس - أو مصلح أحوال العباد ، أو الذي يقهرهم على ما أراد ، {الْمُتَكَبِّرُ} بربوبيته - كما قاله ابن عباس - أو المتعظم عن كل سوء - كما قاله قتادة - أو الذي تعظم عن ظلم العباد {سُبْحانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ} ، أي تنزيها له تعالى عما يشركون به. (23)
{هُوَ اللَّهُ الْخالِقُ} أي المقدر لما يوجده ، فيرجع إلى تعلق الإرادة التنجيزي القديم ، {الْبارِئُ} أي المبرز للأعيان من العدم إلى الوجود ، فيرجع لتأثير القدرة الحادث في خصوص الأعيان ، {الْمُصَوِّرُ} أي مصور الأشياء على هيئات مختلفة مما يريد تعالى ، فالتصوير آخر ، والتقدير أولا ، والبرء بينهما.وقرأ علي بن أبي طالب والحسن بفتح الواو وبالنصب مفعول ل «البارئ».{لَهُ الْأَسْماءُ الْحُسْنى} أي له تعالى الأسماء الدالة على معاني الصفات الحسنة ،{ يُسَبِّحُ لَهُ ما فِي السَّماواتِ وَالْأَرْضِ} أي ينطق ما فيهما بتنزهه تعالى عن جميع النقائص تنزها ظاهرا ،{وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ} الجامع للكمالات كافة ، فإنها راجعة إلى الكمال في القدرة والعلم. (24)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar